Thursday, October 14, 2010

Ponsel Android Acer Hadir di Kisaran Rp 5,5 Juta


Jakarta - Setelah hadir dengan seri Liquid E, Acer kembali mengusung ponsel Android terbarunya bernama Acer Stream. Berbeda dengan Liquid E, Stream memang ditujukan untuk pasar high end.

Husen Halim, Consumer Brand Manager Acer Indonesia mengatakan bahwa Acer Stream memang didesain untuk menjadi ponsel pintar dengan menghadirkan kualitas hiburan terbaik. "Kita mempositioningkan Acer Stream untuk produk High End," paparnya di awal menegaskan pada awak media.

Hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 1Ghz serta RAM 512 MB, produk ini menjadi salah satu ponsel Android terbaik yang dimiliki Acer saat ini. Elemen tambahan berupa memori Flash Internal 2GB membuatnya cocok mengunduh beragam aplikasi di Android Market.

Ditilik dari OS nya, secara default Stream masih menggunakan Android versi 2.1 (Eclair). Namun dalam beberapa bulan lagi, Acer Stream dapat ditingkatkan ke Android 2.2 (Froyo). Secara sekilas, saat diamati desain produk ini mirip dengan HTC Desire, jika logo Acer di bagian tengahnya ditutup. Secara umum ponsel ini terlihat sangat kokoh dan tipis.

Bertempat di FX Mall Jakarta, Kamis (14/10/2010), detikinet berkesempatan melakukan sneak preview terhadap produk tersebut. Beberapa yang menjadi catatan soal fitur unggulan ponsel Android ini antara lain:
  •  Kualitas perekaman video mencapai 720p HD.
  •  Kualitas Audio mumpuni karena berbekal Dolby Mobile
  •  Kamera 5 megapixel yang sudah autofokus
  •  Memiliki port HDMI
  •  Layar AMOLED 3.7 inchi dengan kontras rasio 2000:1

Husen menjelaskan peluncuran Stream kali ini menunjukan komimen serius Acer untuk menembus pasar ponsel pintar di Indonesia. Saat ini Acer Stream sudah hadir di pasaran dengan kisaran harga sekitar Rp 5,5 jutaan. Harga yang relatif tinggi mengingat Acer merupakan pemain baru di pasar ponsel.


Sumber : detikInet

Tuesday, October 5, 2010

Inilah Ponsel Masa Depan Mozzila : " Mozilla Seabird "

Ini adalah ponsel cerdas masa depan versi Mozilla, yang diberi nama " Mozilla Seabird " di design oleh desainer Billy Mei. 
 
Ponsel ini memiliki avant-garde, 2 pico-proyektor dan listrik nirkabel.

Hal ini memungkinkan untuk menyiarkan gambar pada layar raksasa, dan memproyeksikan keyboard virtual.
 
 

Mengenal Stuxnet Lebih Dekat

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah virus komputer yang dirancang untuk menyerang sistem industri muncul secara luas. Fasilitas nuklir di Iran diduga salah satu target serangan virus tersebut. Hal tersebut mengindikasikan adanya campur tangan suatu negara atau lembaga berdana besar untuk menyusup sistem keamanan nasional negara lain.

Stuxnet disebut-sebut para pakar keamanan sebagai bentuk senjata cyber yang menjadi sarana terorisme di dunia maya. Serangannya tidak hanya mencuri informasi di komputer korban, namun mengambil alih sistem kontrol berbasis mesin.

Sampai saat ini belum diketahui siapa di balik Stuxnet ini. Berikut adalah beberapa informasi mengenai sepak terjang Stuxnet.

Bagaimana Stuxnet Bekerja?
- Virus itu adalah perangkat lunak berbahaya, atau malware, yang umumnya menyerang sistem kontrol industri yang dibuat oleh perusahaan Jerman, Siemens. Para ahli mengatakan virus tersebut dapat digunakan untuk mata-mata atau sabotase. - Siemens mengatakan malware menyebar melalui perangkat memori USB thumb drive yang terinfeksi, memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows Microsoft Corp. - Program serangan perangkat lunak Malware melalui Sistem Supervisory Control and Data Acquisition, atau SCADA. Sistem itu digunakan untuk memonitor pembangkit listrik secara otomatis - dari fasilitas makanannya dan kimia untuk pembangkit listrik. - Analis mengatakan para penyerang akan menyebarkan Stuxnet melalui thumb drive karena banyak sistem SCADA tidak terhubung ke Internet, tetapi memiliki port USB. - Sekali saja worm menginfeksi sebuah sistem, dengan cepat dan membentuk komunikasi dengan komputer server penyerang sehingga dapat digunakan untuk mencuri data perusahaan atau mengendalikan sistem SCADA, kata Randy Abrams, seorang peneliti dengan ESET, sebuah perusahaan keamanan swasta yang telah mempelajari Stuxnet.

Siapa Penciptanya?
- Siemens, Microsoft dan para ahli keamanan telah mempelajari worm dan belum menentukan siapa yang membuatnya. - Mikka Hypponen, seorang kepala penelitian pada perusahaan perangkat lunak keamanan F-Secure di Finlandia percaya itu adalah serangan yang disponsori oleh suatu negara. Stuxnet sangat kompleks dan "jelas dilakukan oleh kelompok dengan dukungan teknologi dan keuangan yang serius." - Ralph Langner, ahli cyber Jerman mengatakan serangan dilakukan oleh pakar yang berkualifikasi tinggi, mungkin negara bangsa. "Ini bukan peretas yang duduk di ruang bawah rumah orang tuanya. Pada website-nya, www.langner.com /en/index.htm, Langner mengatakan penyelidikan akhirnya "fokus" pada penyerang. "Para penyerang harus tahu ini. Kesimpulan saya adalah, mereka tidak peduli, mereka tidak takut masuk penjara."

Di Mana Disebarkan?
Sebuah studi tentang penyebaran Stuxnet oleh teknologi perusahaan AS Symnatec menunjukkan bahwa negara-negara yang terkena dampak utama pada 6 Agustus adalah Iran dengan 62.867 komputer yang terinfeksi, Indonesia dengan 13.336, India dengan 6.552, Amerika Serikat dengan 2913, Australia dengan 2.436, Inggris dengan 1.038, Malaysia dengann 1.013 dan Pakistan dengan 993. Laporan ini terus berubah seiring penyebarannya.

Laporan Pertama
- Perusahaan Belarusia Virusblokada adalah yang pertama mengidentifikasi virus itu pada pertengahan Juni. Direktur Komersial, Gennady Reznikov kepada Reuters perusahaan memiliki dealer di Iran, dan salah satu klien dealer komputernya sudah terinfeksi virus yang ternyata Stuxnet. Reznikov mengatakan Virusblokada sendiri sudah tidak ada hubungannya dengan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr. - Menurut juru bicara Siemens, Michael Krampe, Siemens telah mengidentifikasi 15 pelanggan yang menemukan Stuxnet pada sistem mereka, dan "masing-masing mampu mendeteksi dan menghapus virus tanpa membahayakan operasi mereka."

Kemungkinan pihak yang berada di belakang pembuatan Stuxnet worm adalah pemerintah atau sebuah lembaga swasta yang kaya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran malware (malicious software) alias program jahat di dunia maya tak lagi sekadar iseng atau mencuri data rahasia di komputer korban. Sebuah malware jenis worm terbaru yang diberi nama Stuxnet kini juga menerobos sistem kontrol industri yang bisa menyebabkan bencana besar di dunia nyata.
"Kami benar-benar belum pernah melihat worm yang seperti ini sebelumnya," kata Liam O'Murchu, Peneliti, Symantec Security Response dalam rilis persnya pekan lalu. "Fakta bahwa worm ini dapat mengontrol cara kerja mesin fisik tentunya sangat mengganggu," lanjutnya.
Worm tersebut telah menyebar di penjuru dunia dan salah satu targetnya adalah kontrol fasilitas nuklir Iran. Worm tersebut juga berpotensi menyerang stasiun pembangkit listrik dan berusaha untuk melumpuhkan keamanan nasional sebuah negara.
Berdasarkan pengamatan para peneliti, kemungkinan pihak yang berada di belakang pembuatan Stuxnet worm adalah pemerintah atau sebuah lembaga swasta yang kaya. Worm in terdiri dari program-program komputer kompleks yang pembuatannya memerlukan beragam keterampilan. Worm ini sangat canggih, didanai sangat besar dan tidak banyak kelompok yang dapat melancarkan ancaman seperti ini.
Para pakar Symantec memperkirakan pengerjaan proyek ini membutuhkan 5 hingga 10 orang dalam waktu enam bulan. Selain itu, dibutuhkan pengetahuan sistem kontrol industri dan akses terhadap sistem itu untuk melakukan pengujian kualitasnya; sekali lagi ini mengindikaskan bahwa ini adalah sebuah proyek yang sangat terorganisir dan memiliki dana besar.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India